Concept mag interviewed me in Indonesian for their graphic publication.
Big interview for the summer issue of the number 1 graphic design magazine in Indonesia, Concept mag.
Once again the interview is in Indonesian.
Here is a transcription of the article written by Concept mag, after an interview done during my exhibition in Jakarta.
I was the main article of the issue of this Indonesian art publication.
I also did the artwork for the cover of the issue.
More about Concept.
BERHARAP INSPIRASI DARI DEWA BALI.
Begitu cintanya seniman Perancis ini. Pada Indonesia dan Bali hingga ia rela mengikuti tata cara hidup masyarakat di desa tempat tinggalnya. Mega mengaku tidak memiliki agama, tapi dia senang menggambar Dewa-dewa yang dipercaya oleh masyarakat Hindu Bali, seraya berharap mereka akan menurunkan inspirasi bagi dirinya.
Cover for Concept magazine, the biggest graphic design publication from Indonesia
MENGAPA ANDA BEGITU TERTARIK DENGAN INDONESIA, KHUSUSNYA BALI?
Sebernarnya semua daerah di Indonesia buat saya sangat menarik. Baik itu Yogyakarta, Bali, ataupun Papua. Semua wilayah Indonesia bagus dan menarik untuk dipelajari. Menurut saya tidak akan bukup seumur hidup untuk bisa mempelajari semua wilayah Indonesia dengan kebudayaannya, warisannya serta bahasanya. Saya sangat suka dengan Indonesia.
Bayangkan saja, ada banyak sekali suku yang ada di Indonesia yang sebenarnya berbeda-beda. Semuanya berbeda, bahasanya, budayanya, warisannya bahkan juga genetikanya. Tapi semuanya masih bisa percaya pada satu negara. Bisa bersatu dan bersama dalam satu negara Indonesia. Apalagi orang Indonesia ini tersebar dalam pulau-pulau, seharusnya sulit untuk hidup bersatu dalam satu nation. Buat saya ini sangat mengagumkan sekali, ada satu nama Indonesia untuk ribuan budaya yang berbeda. Itu sebabnya saya tinggal di Indonesia.
BERAPA BANYAK KARYA ANDA YANG TERINSPIRASI OLEH INDONESIA, KHUSUSNYA BALI?
Wah kalau untuk itu saya rasa sulit untuk menjumlahnya. Karena segala hal tentang Indonesia saat ini telah masuk dan menjadi bagian dari diri saya. sehingga dalam setiap karya saya selalu terdapat unsur Indonesia khususnya Bali di dalamnya. Karena saat membuat karya saya selalu menggalinya dari pengalaman pribadi yang pernah saya jalani. Jadi semuanya menyatu. Baik yang dari Indonesia, Eropa, Amerika Selatan, semuanya mempengaruhi karya-karya saya. Seperti bisa dilihat dalam karya saya yang bertemakan warrior.
Secara pribadi, saya memang sangat menyukai topeng, saya suka pada motif-motif tradisional. Jadi ada yang mengatakan bahwa warrior yang saya buat itu sebagai budaya Bali. “Waah itu pasti warrior Bali karena Mega tinggal di Bali.” Padahal tidak juga. Karena saat membuat artwork tersebut saya tidak pernah meniatkan untuk membuat warrior Bali karena memang ada unsur Bali di dalamnya.
This is my own artistic take on the human being from an hindu perspective
APAKAH ADA KARYA YANG MEMANG KHUSUS BERTEMAKAN TENTANG BALI SEPERTI BARONG ATAU DEWA MISALNYA?
Ada, seperti yang dipamerakan di Salihara. Walaupun temany “Madu dan Racun”, tapi karena saya tidak lahir di sini dan tidak ada spesialisasi di bidang politik. Maka saya membuat karya tentang Barong dan Rangda. Pesannya adalah, ada yang positif dan ada juga yang negatif. Saya harus membuat yang bagus untuk menggambarkan yang yang posiitf, namun saya harus respek pada yang negatif. Selain itu, saya juga menggambar Dewa dalam kepercayaan Hidu Bali karena mungkin saja mereka mau membantu saya supaya saya bisa mendapatkan inspirasi dalam hidup saya.
KIRA-KIRA SAMPAI KAPAN INGIN MENETAP DI BALI?
Kalau itu saya tidak tahu, saya tidak suka menduga-duga ada yang terjadi di hari esok nanti. Saya tidak bisa membuat proyeksi yang jauh, siapa tahu besok saya mati, harus kembali ke Perancis den meninggalkan Indonesia. Tapi minimal untuk tahun ini dan beberapa tahun ke depan yang bisa saya bisa predikisikan, sepertinya saya masih akan tinggal di Indonesia.
BAGAIMANA PERKEMBANGAN ARTIS-ARTIS INDONESIA MEURUT MEGA?
Bagus sekalih, sangat bagus. Mungkin masih ada yang malu-malu merasa bahwa kemampuan artis Indonesia masih berada di bawah orang Amerika atau Eropa atau belahan lain di duania. Tapi sebenarnya itu tidak betul, karena siapa saja bisa bagus yang penting kerja, kerja dan kerja terus. Apalagi saat ini ada media seperti majalah Concept dan Babyboss yang bisa memberikan dukundan dan informasi bagi komunitas artis-artis Indonesia dan generasi yang lebih baru.
DI FACEBOOK ANDA BANYAK ARTIS MUDA INDONESIA YANG INGIN BELAJAR PADA ANDA. BAGAIMANA TANGGAPAN ANDA?
Saya rasa saya masih terlalu muda untuk menjadi seorang guru tua yang bantu-bantu semua orang. Jadi sebenarnya buat saya sendiri itu lucu sekali. Tapi saya memang suka berkomunikasi dengan siapa saja. Saya pasti senang jika ada orang yang suka dengan karya saya. Biasanya saya jarang berkomunikasi, karena ketika di rumah saya hanya sekali ke luar, sebagian besar waktu saya dihabiskan untuk bekerja saja. Baru ketika saya membuka Facebook atau ada pameran seperti ini saya bisa berkomunikasi dan mendapatkan feedback tentang karya saya. Tapi saya ingin jika ada yang mau berbicara dengan saya, dia juga memberikan sesuatu untuk saya. Dia harus memberi tahu namanya, tinggal di mana, membuat karya apa, dan berbagai informasi yang membuat saya tahu tentang dia.
SEJAK KAPAN ANDA MULAI BERMINAT DENGAN DUNIA GRAFIS?
Wah itu sudah dimulai sejak saya kecil. Saya ingat, dulu ketika umur saya kira-kira 10 tahun, saya mendengarkan musik lewat tape. Saya senang merekam dan membuat cover untuk rekaman saya dengan menggunakan gambar-gambar yang ada di majalah. Beberapa heri saya asyik memilih-milih gambar, memotong dan mencoba beberapa komposisi yang baru. Kemudian ketika berumur 16 atau 17 tahun saya mulai membuat graffiti di tembok dan di kereta api. Ketika membuat graffiti saya tidak suka bila ada aturanaturan tentang gaya atau teknik. Kamu harus ini, kamu harus itu waah saya tidak suka yang seperti itu. Karena buat saya ini hanya cat di tembok dan ini aktivitas yang ilegal. Aktivitas yang seperti itu harusnya ya memang tidak ada aturan khusus.